Pantai Kusamba yang Sarat Sejarah

KusambaPantai di Bali, ternyata tidak hanya memiliki pasir berwarna putih. Ada pula pantai yang berpasir hitam yang begitu menawan hati, yakni pantai Kusamba. Panorama di pantai ini juga begitu indah dan masih alami. Masyarakat di sekitar pantai ini umumnya berprofesi sebagai nelayan dan petani garam yang masih memegang teduh tradisi. Di sini anda bisa secara langsung melihat para nelayan yang menangkap ikan di laut dengan cara yang masih tradisional. Meski demikian para nelayan Kusamba terkenal begitu tanguh. Dalam pembuatan garam pun, petani garam Kusamba masih menggunakan cara-cara tradisional sebagaimana yang diajarkan oleh nenek moyang mereka secara turun temurun.

pantai-kusamba1Nama Kusamba berasal dari nama daerah tempat pantai ini berada, yakni Desa Kusamba, Kecamatan Dawun, Kabupaten Klungkung. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mengingat nama pantai ini. Dari kota Semarapura, anda bisa menjangkau pantai Kusamba sejauh 7 km perjalanan. Sedangkan jika anda dari bandara Ngurah Rai anda membutuhkan waktu 90 menit perjalanan atau sekitar 29 km jika dari Denpasar.

Kusamba2Di sepanjang pantai, anda dapat menyaksikan perahu cadik nelayan yang berjejer di pinggir pantai. Tak hanya itu, pondok-pondok tempat pembuatan garam juga terlihat di sepanjang pantai. Pohon nyiur yang melambai-lambat tertiup angin memberikan kesan yang mendalam bagi siapa saja yang mengunjungi pantai ini. Sekitar 3 km ke arah timur pantai, anda bisa melihat goa kelelawar dan pura Bali yang terkenal dengan nama Pura Goa Lawa. Maka tak mengherankan jika pantai ini juga sering dijadikan sebagai tempat upacara keagamaan, misalnya sebagai tempat kegiatan nganyut dalam bagian upacara ngaben. Di sini juga terdapat pelabuhan tradisional yang menghubungkan ke Pulau Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan sehingga berpotensi untuk menjadi wisata bahari.

Garam-tradisional-KusambaDalam sejarah, desa dan pantai Kusamba sama-sama memberikan arti penting. Dahulu desa Kusamba merupakan ibukota kedua Kerajaan Klungkung ketika dipimpin Ida I Dewa Agung Putra Kusamba. Untuk mendukung pemerintahannya, Ida I Dewa Agung Putra Kusamba pun mendirikan istana di desa ini dengan nama Kusanegara. Selain membangun istana, Kusamba juga ia jadikan sebagai pelabuhan dan benteng kerajaan. Masyarakat di Kusamba kala itu juga mahir dalam membuat keris dan berbagai senjata tajam yang lain. Keahlian ini pun masih diteruskan oleh masyarakat Banjar Pande. Sedangkan masyarakat Kusamba lebih terkenal dengan nelayan dan petani garamnya.

Michiels,_AVDi desa Kusamba juga pernah terjadi peritiwa heroik, yakni Perang Kusamba. Peristiwa ini begitu membanggakan bagi masyarkat Klungkung karena dalam peristiwa tersebut mereka berhasil membunuh Jenderal AV Michiels. Jenderal ini merupakan pimpinan ekspedisi Belanda ke Bali.

Meski demikian, kehadiran Desa Kusamba tak pernah diketahui secara jelas kapan tanggala atau tahunnya. Namun kata Kusa berarti ilalang atau ambengan sehingga diperkirakan bahwa dahulunya desa Kusamba merupakan padang ilalang yang luas. Desa Kusamba sendiri juag sering disebutkan dalam berbagai kepustakaan tradisional. Misalnya saja dalam lontar Dwijendra Tattwa disebutkan bahwa Danghyang Nirartha melalui pantai Kusamba untuk menuju pura goa lawah. Dalam lontar Babad Jimbaran juga disebutkan bahwa ada sekelompok pengungsi yang merupakan orang Pasek dari Kusamba dengan dipimpin Dhalem Petak Jingga. Keturunan kelompok ini pun masih ada hingga kini dan nyungsung sebuah pura yang diberi nama Pura Dukuh.

Jika benar demikian, maka diperkirakan desa Kusamba telah ada sebelum tahun 1138 Masehi. Karena Dhalem Petak Jingga merupakan putra mahkota kerajaan Gelgel dan anka dari Dhalem Putih yang mendirikan Desa Jimbaran. Dalam piyagem dalam lontar beraksara Bali yang berada di Pura Ulun Swih desa Jimbaran telah ada sekitar tahun 1060 Saka atau 1138 Masehi.wali7_kusamba

Desa Kusamba juga dikenal sebagai kampung muslim di Bali dan menjadi kampung muslim pertama di Klungkung. Islam di kampung ini disebarkan oleh Habib Ali Bin Abubakar Bin Umar Bin Abubakar Al Khamid. Makam Habib Ali ini pun juga berada di desa ini, tepatnya di pinggir pantai. Kehidupan masyarakat muslim desa Kusamba dengan masyarakat hindu Kusamba berjalan begitu harmonis dan berdampingan. Masyarakat muslim juga kerap dilibatkan dalam berbagai keputusan yang menyangkut hajat banyak orang. Dan hal ini telah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Bahkan sang Habib Ali juga dikenal dekat dengan kerajaan Gelgel dan menjadi penerjemah bahasa melayu untuk sang raja.

alqurantertuadibaliSelain makam sang Habib, di desa Kusamba juga bisa ditemukan al-Qur’an tertua, yang hampir berusia 400 tahun. Al-Qur’an ini ditulis tangan oleh ulama besar dari Bugis dan berjumlah tiga buah. Sayangnya siapa nama ulama tersebut belum diketahui. Karena telah berusia ratusan tahun, maka kondisi al-Qur’an tersebut telah rapuh dan terkoyak. Kini al-Qur;an tersebut disimpan di Kantor Kepala Desa Kusamba, Klungkung.

Jadi ketika anda berkunjung ke pantai Kusamba, anda tidak hanya dibuat terpesona dengan keindahan pantainya, tapi juga muatan sejarahnya. Jika anda tertarik untuk berkunjung ke desa Kusamba, anda bisa menginap di hotel di Bali, seperti:

Refrensi:

  • http://wisatadewata.com/article/wisata/pantai-kusamba/
  • http://dongengbali.blogspot.com/2007/11/desa-penuh-ilalang-itu-dinamai-kusamba.html
  • http://majalah.hidayatullah.com/warta/perjalanan-warta/menelusuri-jejak-islam-di-kusamba-bali.html

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *