Le Mayeur, Bangsawan Belgia yang Jatuh Cinta pada Bali

Gerbang-Museum-Le-MayeurKeindahan pulau Bali tak pelak membuat siapa saja terpikat. Tak hanya wisatawan lokal namun juga bagi wisatawan mancanegara. Para wisatawan asing menyebut Bali sebagai pulau surga. Bahkan karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan Bali, banyak dari mereka yang pada akhirnya memilih untuk menetap di pulau dewata ini. Dan hal ini telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu. Salah satunya adalah Le Mayeur, salah seorang bangsawan dari Belgia yang juga memiliki darah seni.

le-mayeur-museumNama lengkap dari Le Mayeur adalah Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres. Alumni Universitas Libre, Brussel jurusan arsitektur ini lahir pada 9 Februari 1880. Ia yang mewarisi darah seni dari orang tuanya memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan mulai berkeliling dunia. Di tahun 1932 ia tiba di Bali, tepatnya di pelabuhan kota Singaraja. Dari Singaraja , Le Mayeur melanjutkan perjalanan menuju Denpasar hingga tiba di Pantai Sanur.

DPS Bali Sanur Museum Le Mayeur interior bNiat Le Mayeur untuk tinggal hanya 8 bulan di Bali menjadi urung lantaran terlanjur jatuh hati dengan keindahan pulau Bali, termasuk juga para penarinya. Hingga akhirnya ia pun mendirikan rumah dan sanggar lukis di tepi Pantai Sanur. Salah seorang penari legong bernama Ni Nyoman Pollok kerap menjadi model lukisannya. Hingga akhirnya keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Ni Pollok sejatinya ingin memiliki keturunan. Namun sayangnya keinginannya tersebut ditentang sang suami lantaran takut tubuh indah Ni Pollok rusak usai hamil dan melahirkan. Oleh karenanya, hingga akhir hidupnya pasangan seniman ini tak memiliki keturunan.

lemayur4Di 31 Maret 1958, Le Mayeur yang menderita kanker telinga akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya. Sebelumnya ia sempat di bawa ke Belgia untuk mendapat perawatan namun akhirnya tetap meninggal di sana. Namun sebelum meninggal, tepatnya di tahuan 1957, ia telah menulis surat wasiat yang berisikan penyerahan rumahnya kepada pemerintah untuk dijadikan museum. Kurang lebih ada 88 buah lukisan karya Le Mayeur yang ia buat sejak tahun 1921 hingga 1957. Lukisan-lukisan tersebut tidak hanya bergambarkan Ni Pollok namun juga tentang panorama alam dan juga budaya Bali. Ada pula lukisan yang merupakan hasil karya Le Mayeur selama berkeliling dunia. Beberapa dari lukisan tersebut bahkan tidak hanya menggunakan media kanvas namun juga triplek, kertas, dan hardboard. Bahkan ada pula yang menggunkana karung goni atau bagor lantaran sang pelukis kesulitan mendapat kiriman kanvas dari Belgia pada zaman penjajahan Jepang.

patung le mayeur dan ni pollokTak hanya lukisan Le Mayeur yang dipajang di rumah berarsitektur Bali asli ini namun juga barang-barang peninggalan Le Mayeur mulai dari meja ukir, kursi, tempat tidur, lemari, peralatan yang terbuat dai perak, jamabangan bunga dari keramik, guci, buku, hingga aneka patung. Anda yang tertarik untuk melihat hasil karya bangsawan Belgia ini bisa datang ke museum Le Mayeur di dekat Pantai Sanur. Usai melihat koleksi musuem yang buka sejak jam 08.00—15.00 WITA pada hari Sabtu-Kamis dan jam 08.00—12.30 WITA pada hari Jum’at ini, anda bisa mencicipi aneka sajian makanan di restoran terdekat. Anda pun bisa menginap di hotel murah di Bali disekitar tempat wisata, seperti:

Refrensi:

  • https://wisatabali2010.wordpress.com/museum-le-mayeur/
  • http://jukut-ares.blogspot.com/2013/02/sejarah-museum-le-mayeur-sanur-bali.html

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *